RSS
Facebook
Twitter

Moment IED Bersama Keluarga

Disela kesibukan dan rutinitas, di hari yang fitri ini bisa saling bersilahturahmi dengan keluarga besar adalah moment yang sangat berharga,  namun tidak seperti biasanya pada hari ini ada rasa yang tidak saya dapat pada hari raya sebelum-sebelumnya. Ya, perasaan keakraban dan penuh sayang yang saya rasakan, lalu kami berfoto ria mengabadikan keakraban itu kedalam sebuah lensa, tidak seperti keluarga-keluarga lainya yang setiap moment-moment spesial selalu menyempatkan untuk berfoto-foto bersama. Pada keluarga saya hampir tidak pernah mengabadikan moment seperti ini.

Saya merasa ini akan terulang kembali keakraban dan kekompakkan keluarga kami yang dulu pernah terjalin, dengan itu kita telah membuat grup di media sosial, mungkin bagi keluarga yang lain membuat grup keluarga bukan sesuatu yang baru, tapi bagi kami ini sangat baru. Kekompakkan dan senyum-senyum seperti ini terakhir kami abadikan pada tahun 90an, ketika umur masih seusia jagung.



Mudah-mudahan kita akan selalu kompak dan bersama dalam sebuah keluarga besar keturunan Mbah Kurdi.

Ninja Dkk ke Ujung Genteng




Istirahat di Cikaso


Registrasi tiket masuk

Menuju air terjun Cikaso

Air terjun Cikaso

Pondok penginapan

Jalan masuk menuju pelepasan penyu


Pelepasan penyu


Eh salah, yang ini maksudnya..




Kuda-kuda yang mengantar kami

Terjebak Biru di Pulau Sempu



Letaknya berada di Selatan Malang Jawa Timur, melalui sebuah dermaga bernama Sendang Biru sebelum menyebrang ke Pulau tersebut. Terdapat banyak perahu yang biasa untuk digunakan mencari ikan di dermaga ini,
Sendang Biru

setelah melongok-longok melihat perahu lalu tidak lama muncul sesosok makhluk gondrong berkulit legam dan berkumis tebal menawarkan penyewaan perahu kepada kita dia bernama Mas Agus setelah akhirnya kami berkenalan.

kamu tinggal simpulkan sendiri mana yg bernama Mas agus
Selain pemilik perahu doi juga menawarkan penyewaan sepatu boot kepada kita, sekedar catatan untuk menelusuri jalan ke segara anakan Sempu jalan yang ditempuh sangat jauh dan juga berlumpur, jadi sangat disarankan agar memakai sepatu boot jika tidak ingin jalan kalian terhambat, namun sepatu yang dimaksud bukanlah seperti sepatu boot yang kalian bayangkan dengan tinggi hampir selutut.

lebih mirip sepatu futsal kan..
Memang sangat tidak recommended sebenarnya karena sepatu dengan tinggi hanya semata kaki akan masih tetap menghambat perjalanan, Setelah cukup lama bernegosiasi sampailah pada kesepakatan dan naiklah kami ke sebuah perahu yang.......

rasakan sensasi suara mesinnya, bajaj roxy mah kalah deh..









Sampailah di Pulau Sempu setelah kurang lebih 15 menit perjalanan menyebrang, oh ya jangan lupa disarankan untuk membawa air tawar sebelumnya karena di pualu ini tidak terdapat air tawar dan juga tidak disarankan untuk membawa air tawar seperti gambar terlampir dibawah. Tapi kalau mau bawa yah terserah, urat-urat paasti akan lebih kencang dari biasanya.

senyum yg masih sumringah...


Dan separuh nafas...
Beberapa menit kemudian
Dan akhirnya sampai di Laguna beach...












Napak Tilas Sepuluh Bulan Sebelas

Ada hangat yang tiba-tiba hadir di kelopak mata, berkaca-kaca mendengarkan kisah demi kisah para veteran negeri ini dalam sebuah tayangan TV, dengan badan renta terkujur lusuh duduk di kursi menunggu detik-detik terakhir rumah mereka disita/digusur.

Hidup dalam tidak ketentuan. Masih berharap dikenal sebagai mana mestinya seorang pejuang bangsa . Hidup dalam ketidak pastian. Nasibnya tidaklah berbeda dengan para manula - manula lainnya yang ditinggal pergi anak - anaknya,  sebagian hidup di panti jompo karena tidak mampu membiayai hidup, sebagian lagi mengais apapun yang bisa mereka tukar menjadi sesuap nasi. Tak peduli betapa tidak cocoknya antara pakaian dan perjuangan mereka kini. Yang justru berakhir dipinggir jalan yang nasibnya tidak jauh seperti gelandangan. 

Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawan. Begitulah kata Bung Karno

 Silam, seorang lelaki tua yang tinggal di Desa Pelang, Kecamatan Kembangbahu, Lamongan Jawa Timur. Ia menjadi tukang sapu di gereja dan Balai Desa Pelang. Untuk pekerjaannya itu ia mendapatkan upah sebesar Rp 30 ribu hingga Rp 40 ribu per bulan.

Samsuri, seorang veteran kemerdekaan yang sudah berusia 91 tahun ini terpaksa harus mengetuk pintu-pintu kantor untuk menyambung hidupnya. Meskipun sudah tua, langkah Samsuri terlihat masih tegap. Sikap dan atributnya masih sama seperti saat dia aktif sebagai pejuang di front Ambarawa, Jawa Tengah. Namun, dia kini tak lagi memanggul senjata. Pria tua ini kemana-mana membawa sejumlah barang dagangan, seperti permen jahe dan jamu-jamuan. Dia terpaksa mengumpulkan rupiah demi rupiah karena tunjangan pensiunnya tak seberapa. Samsuri masih memiliki patriotisme. Dengan caranya sendiri dia mengingatkan arti perjuangan kemerdekaan

Inilah jalan hidup sebagian para veteran perang setelah melawan penjajah. Kemerdekaan bagi mereka belumlah usai. Mereka bukan lagi berperang melawan penjajah tetapi mereka harus berperang melawan kebutuhan perut dan usia yang terus menua dengan pasti. Kisah nyata di atas hanyalah beberapa potret para veteran. Masih banyak lagi nasib para veteran perang yang harus berjuang melawan nasib di tengah usianya yang sudah melebihi dari separuh abad.
Mereka tidak mendapatkan penghargaan dan kehidupan yang layak meski di masa lalu telah mempertaruhkan nyawa untuk kemerdekaan. Kita sangat berharap pemerintah memperdulikan nasib para veteran perang yang sangat memilukan ini.


 Veteran Amerika

Mereka diberikan tempat yang layak untuk menghabiskan sisa hari tua
Mereka diberikan santunan dana serta jaminan kesehatan
Mereka diperlakukan bak seorang pahlawan dilingkungan tempat tinggalnya
Yang Telah Gugur
Ya Allah Tuhan Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang
Sesungguhnya kami telah yakin dengan sepenuh hati bahwa Engkau senantiasa melimpahkan kasih-sayang-Mu kepada hamba-Mu. Memerdekakan kami dari senjata-senjata penjajah melalui tangan-tangan bersimpuh darah para pahlawan kami.
Dengan penuh ikhlas dari lubuk hati kami yang terdalam, kami memohon kepada-Mu, ampunilah dosa dan kesalahan para Pahlawan kami, tempatkanlah mereka disisi-Mu ya Allah, muliakanlah kedatangan mereka disisi-Mu, sebagai syuhada’ yang telah gugur dimedan perang. Dengan semangat juang mereka telah mengorbankan jiwa, raga dan harta demi memerdekakan kami, amin.

Simak Pidato yang Berkobar-kobar ini !

Launching Kanal KPK_ Bundaran HI

Souvenir dari KPK

Bersama pemimpin KPK,  Bambang Widjayanto

Sepanggung bareng Melanie Subono



  • Blogroll