RSS
Facebook
Twitter

Bukan Sampah Pemuda

Yang muda kian tersisih,di kala generasi tua semakin berkuasa..tak terbendung rasa semangat pemuda untuk bangsa ini dengan melakukan berbagai usaha dan perjuangan ketika generasi2 sebelum kami mengabaikan.Tak ada kepercayaan ataupun harapan ketika kepemimpinan kami di ragukan.Kami singsikan lengan bersama membangun negeri di saat elit politik ramai dengan gegap gempitanya kampanye menggelontorkan uang bersama konglomerat dan kapitalis negeri untuk merebut tahta juara RI 1.

Banyak cara untuk membangun bangsa,namun banyak juga salah dalam merealisasi negeri ini,ketika hati ini harus remuk melihat teman mahasiswa kami melakukan tindak anarkis saat berunjuk rasa.


Atau seperti teman sebaya kami ini,mengekor si tajir mengejar materi yang berkantong tebal itulah yang mereka cari..




Mungkin di atas hanya beberapa segelintir banyaknya tokoh muda yang menyiakan masa muda dengan cara yang salah,namun bangsa kita pun mempunyai tokoh pemuda yang mampu merajut  dan merelakan sumbangsihnya terhadap bangsa ini dengan cara yang benar dan patut kita contoh.

Berbagi ilmu ke pedalaman

Butet Manurung


Wanita keturunan batak yang lahir di Jakarta, pada tanggal 21 Februari 1972 ini sebenarnya bukan hanya mengajari Orang Rimba membaca dan menulis, tapi juga turut membantu memecahkan persoalan yang selama ini sering mereka hadapi. Misalnya, bagaimana agar mereka sadar bahwa hutan yang mereka tempati harus dijaga kelestariannya, bagaimana juga agar mereka tidak kerap tidak berdaya menghadapi orang asing yang ingin menebang hutan mereka, dan persoalan sosial lainnya.

"Beliau turun kepelosok berbagi ilmu ke pedalaman bersama membangun pendidikan dalam minimnya infrastruktur,disaat salah satu dari golongan kalian mengambil hak belajar mereka,mengambil jatah yang seharusnya menjadi hak pendidikan mereka.Tanpa alas,hanya beratap jerami tempat mereka menimba ilmu."






Yang muda terbungkam

Soe Hok Gie

"Lebih baik saya di asingkan dari pada harus menyerah pada kemunafikan."
Seorang demonstran keturunan China yang lahir pada 17 Desember 1942.Pemikiran dan sepak terjangnya akan kritikan terhadap pemerintahan yang sudah mengarah terhadap kapitalisme tercatat dalam catatan hariannya. Pikiran-pikirannya tentang kemanusiaan, tentang hidup, cinta dan juga kematian

Lalu bagaimana dengan kita,yang hidup serba berkecukupan tanpa harus mengais nasi untuk bertahan hidup,tanpa harus pusing memikirkan biaya pendidikan atau pernah kah kalian merasa pemuda2 yang di sekitar kalian hanya memikirkan penampilan dan gaya hidup mereka saja,mereka2 yang memperkaya diri untuk keturunannya,atau sibuk mengikuti trend tentang gadget apa yang besok harus ia beli.

Sepertinya kita semua dan termasuk saya pun pernah mempunyai peran seperti itu,kita anak muda hanya memikirkan hidup dan masa depan kita saja,tanpa peduli dengan negeri ini.

Mereka-mereka yang muda berkreasi dan peduli dengan bangsa ini,mempunyai semangat mengubah negeri,mereka semua minoritas diantara mayoritas pemuda yang tidak melek negeri,karena mereka bukan termasuk sampah pemuda,melainkan berucap dan merealisasikan sumpah pemuda.






SOEMPAH PEMOEDA
Pertama :
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGAKOE BERTOEMPAH DARAH JANG SATOE, TANAH AIR INDONESIA

Kedua :
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA, MENGAKOE BERBANGSA JANG SATOE, BANGSA INDONESIA

Ketiga :
- KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGJOENJOENG BAHASA PERSATOEAN, BAHASA INDONESIA

Djakarta, 28 Oktober 1928


copyright by :

1 komentar:

  1. kỹ, nhưng này kết quả cuối cùng, cũng gần như lấy một loại bẻ gãy nghiền nát bàn tư thái, oanh bạo Trương Mạc Ám Hắc các tuyệt học —— Ám Hắc chi các!

    Man Tộc thể tu thuật pháp, bực này cường hãn luyện thể võ học uydongtam
    game mu
    http://nhatroso.net/
    http://nhatroso.com/
    nhạc sàn
    tư vấn luật
    dịch vụ thành lập công ty trọn gói
    công ty luật
    tổng đài tư vấn pháp luật
    thành lập công ty
    http://we-cooking.com/
    chém gió
    trung tâm ngoại ngữ lực, cũng rốt cục từ từ triển lộ ra.

    "Xuy!" Tại nơi vô số đạo khiếp sợ trong ánh mắt, Tiêu Viêm nhãn thần băng hàn, trong tay Dị Hỏa Tuyên Cổ Xích kính đạo không giảm, hung hăng quay kia bại lộ ra Trương Mạc công tới, kia kình phong vũ động gian, đằng đằng sát khí.

    "Ám Hắc chi Giáp!" Kia Trương Mạc lúc này cũng là cảm thụ được nồng đậm tử vong mùi vị, hắn biết, nếu là khiến Tiêu Viêm này công kích rơi xuống thân thể thượng, ngày hôm nay không

    BalasHapus

  • Blogroll