Setiap tokoh ada masanya dan setiap masa ada tokohnya, begitu menurut kutipan buku yang saya baca dengan judul Abraham Samad yang ditulis oleh Zaenuddin HM, seorang wartawan senior harian surat kabar Rakyat Merdeka.
Mengulas tentang tokoh yang saya baca di buku ini mengingatkan saya akan sosok ke pahlawanan seorang Sultan Hasanudin yang notabane merupakan sama-sama berasal dari daerah Makassar. Selain itu kedua tokoh merupakan sosok yang gigih dalam berperang, tentu bebeda dalam masa dan peperangannya, kalau dulu Sultan Hasanudin berperang melawan penjajah dengan senjata lain halnya dengan Abraham yang berperang melawan bangsa sendiri (koruptor) tanpa senjata, memang ternyata lebih mudah mengusir penjajah ketimbang membasmi koruptor dari negeri ini, terbukti Indonesia termasuk negara yang tingkat korupsinya sangat memprihatinkan dan tak kunjung membaik dari tahun ke tahun, sampai saat ini (2012) berada dalam peringkat kelima dari 146 negara di dunia, sungguh bukan prestasi yang sangat membanggakan.
Terlepas dari semua itu di tangan Abraham Samad-lah nasib bangsa saat ini bergantung dalam upaya pemberantasan korupsi, siapa Abraham Samad itu, beliau merupakan seorang advokad di makasar, namanya pun belum sampai di jakarta, kalah tenar dengan calon-calon ketua KPK lainnya, tapi fakta berkata lain dan membuat banyak orang tidak percaya dia menang telak atas pesaing-pesaingnya dengan terpilih menjadi ketua KPK termuda periode 2011-2015 setelah mendapatkan 43 suara, seorang jiwa muda, visioner dan bernyali besar, terkenal galak, bengis dan tak kenal kompromi dan dia pernah masuk ke ruangan DPRD dan membakar dokumen APBD ketika masih menjadi aktivis di Makassar, lalu apakah sekarang masih punya nyali berhadapan dengan politisi-politsi di Senayan tentunya dengan tantangan yang lebih besar ?hanya beliau yang tahu. Track record lainnya ketika di Makassar Abraham Samad mendirikan sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang bernama Anti Coruption Committee (ACC).
"Sejak dilantik menjadi ketua KPK, nyawa ini sudah saya wakafkan di jalan ALLAH" - Abraham Samad .
Berbagai ancaman berupa teror, di aniaya, diculik hhingga nyawanya dihabisi merupakan sarapan pagi bagi ketua korupsi ini. Abraham memang berani dan bernyali besar dia bahkan bahkan pernah berujar bahwa dia tidak takut sama sekali dengan manusia apalagi koruptor beliau hanya takut kepada Sang Khalik, tandasnya. Memang Abraham boleh saja menyatakan tidak gentar, tetapi tidak juga boleh menutup mata terhadap kemungkinan resiko terburuk, seperti halnya resiko-resiko yang saya baca di buku ini adalah:
* Awas Isu dan Hasutan
* Teror SMS atau Telepon
* Jebakan Uang
* Pelemahan lewat UU oleh DPR
* Awas Di Lopa-kan
* Awas Di Munir-kan
* Awas Di Antasarikan (baca selengkapnya di buku karya Zaenuddin HM)
Kapur tulis Abraham Samad, Kesetiaan dan Uang Temuan Saya
Semua orang mempunyai masa lalu dan selalu tertanam sampai sekarang apa yang masa lalu ajarkan kepada kita.
Dia mengenang, ketika kecil dirinya pernah membawa pulang kapur tulis sekolah ke rumah.
"Dulu saya ingat waktu kelas satu SD, pakai kapur tulis. Dulu pulang sekolah banyak anak yang ambil kapur dan dibiarkan guru karena dianggap tidak penting," kata Abraham pada peluncuran buku anak "Tunas Integritas" di Indonesia Book Fair 2012 di Istora Senayan, Jakarta, Senin.
Saat itu tidak ada guru yang melarang, tambah dia, padahal murid tidak berhak membawa properti sekolah ke rumah.
Pria kelahiran Makassar, Sulawesi Selatan pada 27 November 1966 itu pun tak menyangka dilarang sang ibu membawa kapur tulis. Bahkan ia diminta mengembalikan kapur tulis berwarna putih itu
"Ini bukan barang milik kamu. Besok, kalau kamu ke sekolah, kembalikan!" ujar Abraham yang meniru ucapan ibunya lagi.
Saya pun jadi teringat ketika saya kecil saat menemukan uang selalu dimarahi oleh ibu, dan melarang untuk mengambilnya, ibu saya berkata bahwa jika uang yang kamu ambil itu nanti suatu saat kamu akan kehilangan uang juga dengan nilai kelipatan dua kali lebih banyak dari uang tersebut, contoh 50 rupiah menjadi 100 rupiah dan seterusnya, Terlepas dari mitos atau apapun namannya intinya adalah sebuah pesannya. Bayangkan itu sudah puluhan tahun yang lalu tapi hal ini masih sangat membekas di pikiran saya, karena apa yang tertanam di masa kecil akan berbuah di masa depan dan poinnya adalah bahwa seseorang tidak boleh mengambil sesuatu yang bukan haknya. "Ini sebenarnya sepele, tapi membekas di diri kita dan menjadi sebuah proses pembentukan karakter nantinya."
Dan bicara tentang kesetiaan saya sendiri mungkin mempunyai kesamaan secara emosional dengan beliau, saya hidup di lingkungan kesetiaan, munafik rasanya bila di tanya tentang kesetiaan bagi kaum adam, tapi saya ingin menjelaskan latar belakang saya dulu, saya ditinggal oleh ayah saya ketika berumur 3 tahun, sedangkan Abraham berumur 8 tahun, dan tentunya ibu kami berdua masih sangat muda pada waktu itu dan kalau sekarang kita lihat wanita yang seusia itu zaman sekarang tentu belum tua, nah yang saya kagumi dari ibu saya adalah dia tidak menikah lagi setelah ditinggal oleh suaminya. Dari situlah Abraham Samad belajar kesetiaan termasuk saya walau masih banyak kekurangan. Dan satu hal lagi bukan berarti wanita yang ditinggal oleh suaminya lalu menikah lagi itu salah, semua kembali ke zaman dan situasinya.
Imbalan Setimpal Atas Nyawa Taruhannya
1. Gaji pokok
Ketua KPK : Rp 5.040.000 (lima juta empat puluh ribu rupiah)
Wakil ketua KPK : Rp 4.620.000,00 (empat juta enam ratus dua puluh ribu rupiah)
2. Tunjangan Jabatan
Ketua KPK : Rp 15.120.000,00 (lima belas juta seratus dua puluh ribu rupiah)
Wakil Ketua KPK : Rp 12.474.000,00 (dua belas juta empat ratus tujuh puluh empat ribu rupiah).
3. Tunjangan Kehormatan
Ketua KPK : Rp 1.460.000,00 (satu juta empat ratus enam puluh ribu rupiah)
Wakil Ketua KPK : Rp 1.300.000,00 (satu juta tiga ratus ribu rupiah).
4. Tunjangan Perumahan:
Ketua : Rp23.000.000,00 (dua puluh tiga juta rupiah)
Wakil Ketua : Rp21.275.000,00 (dua puluh satu juta dua ratus tujuh puluh lima ribu rupiah )
5. Tunjangan Transportasi:
Ketua : Rp 18.000.000,00 (delapan belas juta rupiah)
Wakil Ketua : Rp 16.650.000,00 (enam belas juta enam ratus lima puluh ribu rupiah)
6. Tunjangan Asuransi Kesehatan dan Jiwa:
Ketua : Rp2.200.000,00 (dua juta dua ratus ribu rupiah)
Wakil Ketua : Rp2.200.000,00 (dua juta dua ratus ribu rupiah)
7. Tunjangan Hari Tua:
Ketua : Rp5.405.000,00 (lima juta empat ratus lima ribu rupiah)
Wakil Ketua : Rp4.598.500,00 (empat juta lima ratus sembilan puluh delapan ribu lima ratus rupiah)
Dengan demikian, total gaji yang diterima seorang ketua KPK yakni Abraham Samad adalah Rp 70.225.000,00, sementara para wakilnya mendapat Rp 63.117.500,00.
sumber: detikNews : Mau Tahu Gaji Abraham Samad Cs? Ini Dia Daftarnya
Karya Zaenuddin HM |
Terlepas dari semua itu di tangan Abraham Samad-lah nasib bangsa saat ini bergantung dalam upaya pemberantasan korupsi, siapa Abraham Samad itu, beliau merupakan seorang advokad di makasar, namanya pun belum sampai di jakarta, kalah tenar dengan calon-calon ketua KPK lainnya, tapi fakta berkata lain dan membuat banyak orang tidak percaya dia menang telak atas pesaing-pesaingnya dengan terpilih menjadi ketua KPK termuda periode 2011-2015 setelah mendapatkan 43 suara, seorang jiwa muda, visioner dan bernyali besar, terkenal galak, bengis dan tak kenal kompromi dan dia pernah masuk ke ruangan DPRD dan membakar dokumen APBD ketika masih menjadi aktivis di Makassar, lalu apakah sekarang masih punya nyali berhadapan dengan politisi-politsi di Senayan tentunya dengan tantangan yang lebih besar ?hanya beliau yang tahu. Track record lainnya ketika di Makassar Abraham Samad mendirikan sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang bernama Anti Coruption Committee (ACC).
"Sejak dilantik menjadi ketua KPK, nyawa ini sudah saya wakafkan di jalan ALLAH" - Abraham Samad .
Berbagai ancaman berupa teror, di aniaya, diculik hhingga nyawanya dihabisi merupakan sarapan pagi bagi ketua korupsi ini. Abraham memang berani dan bernyali besar dia bahkan bahkan pernah berujar bahwa dia tidak takut sama sekali dengan manusia apalagi koruptor beliau hanya takut kepada Sang Khalik, tandasnya. Memang Abraham boleh saja menyatakan tidak gentar, tetapi tidak juga boleh menutup mata terhadap kemungkinan resiko terburuk, seperti halnya resiko-resiko yang saya baca di buku ini adalah:
* Awas Isu dan Hasutan
* Teror SMS atau Telepon
* Jebakan Uang
* Pelemahan lewat UU oleh DPR
* Awas Di Lopa-kan
* Awas Di Munir-kan
* Awas Di Antasarikan (baca selengkapnya di buku karya Zaenuddin HM)
Kapur tulis Abraham Samad, Kesetiaan dan Uang Temuan Saya
Semua orang mempunyai masa lalu dan selalu tertanam sampai sekarang apa yang masa lalu ajarkan kepada kita.
Dia mengenang, ketika kecil dirinya pernah membawa pulang kapur tulis sekolah ke rumah.
"Dulu saya ingat waktu kelas satu SD, pakai kapur tulis. Dulu pulang sekolah banyak anak yang ambil kapur dan dibiarkan guru karena dianggap tidak penting," kata Abraham pada peluncuran buku anak "Tunas Integritas" di Indonesia Book Fair 2012 di Istora Senayan, Jakarta, Senin.
Saat itu tidak ada guru yang melarang, tambah dia, padahal murid tidak berhak membawa properti sekolah ke rumah.
Pria kelahiran Makassar, Sulawesi Selatan pada 27 November 1966 itu pun tak menyangka dilarang sang ibu membawa kapur tulis. Bahkan ia diminta mengembalikan kapur tulis berwarna putih itu
"Ini bukan barang milik kamu. Besok, kalau kamu ke sekolah, kembalikan!" ujar Abraham yang meniru ucapan ibunya lagi.
Saya pun jadi teringat ketika saya kecil saat menemukan uang selalu dimarahi oleh ibu, dan melarang untuk mengambilnya, ibu saya berkata bahwa jika uang yang kamu ambil itu nanti suatu saat kamu akan kehilangan uang juga dengan nilai kelipatan dua kali lebih banyak dari uang tersebut, contoh 50 rupiah menjadi 100 rupiah dan seterusnya, Terlepas dari mitos atau apapun namannya intinya adalah sebuah pesannya. Bayangkan itu sudah puluhan tahun yang lalu tapi hal ini masih sangat membekas di pikiran saya, karena apa yang tertanam di masa kecil akan berbuah di masa depan dan poinnya adalah bahwa seseorang tidak boleh mengambil sesuatu yang bukan haknya. "Ini sebenarnya sepele, tapi membekas di diri kita dan menjadi sebuah proses pembentukan karakter nantinya."
Dan bicara tentang kesetiaan saya sendiri mungkin mempunyai kesamaan secara emosional dengan beliau, saya hidup di lingkungan kesetiaan, munafik rasanya bila di tanya tentang kesetiaan bagi kaum adam, tapi saya ingin menjelaskan latar belakang saya dulu, saya ditinggal oleh ayah saya ketika berumur 3 tahun, sedangkan Abraham berumur 8 tahun, dan tentunya ibu kami berdua masih sangat muda pada waktu itu dan kalau sekarang kita lihat wanita yang seusia itu zaman sekarang tentu belum tua, nah yang saya kagumi dari ibu saya adalah dia tidak menikah lagi setelah ditinggal oleh suaminya. Dari situlah Abraham Samad belajar kesetiaan termasuk saya walau masih banyak kekurangan. Dan satu hal lagi bukan berarti wanita yang ditinggal oleh suaminya lalu menikah lagi itu salah, semua kembali ke zaman dan situasinya.
Imbalan Setimpal Atas Nyawa Taruhannya
1. Gaji pokok
Ketua KPK : Rp 5.040.000 (lima juta empat puluh ribu rupiah)
Wakil ketua KPK : Rp 4.620.000,00 (empat juta enam ratus dua puluh ribu rupiah)
2. Tunjangan Jabatan
Ketua KPK : Rp 15.120.000,00 (lima belas juta seratus dua puluh ribu rupiah)
Wakil Ketua KPK : Rp 12.474.000,00 (dua belas juta empat ratus tujuh puluh empat ribu rupiah).
3. Tunjangan Kehormatan
Ketua KPK : Rp 1.460.000,00 (satu juta empat ratus enam puluh ribu rupiah)
Wakil Ketua KPK : Rp 1.300.000,00 (satu juta tiga ratus ribu rupiah).
4. Tunjangan Perumahan:
Ketua : Rp23.000.000,00 (dua puluh tiga juta rupiah)
Wakil Ketua : Rp21.275.000,00 (dua puluh satu juta dua ratus tujuh puluh lima ribu rupiah )
5. Tunjangan Transportasi:
Ketua : Rp 18.000.000,00 (delapan belas juta rupiah)
Wakil Ketua : Rp 16.650.000,00 (enam belas juta enam ratus lima puluh ribu rupiah)
6. Tunjangan Asuransi Kesehatan dan Jiwa:
Ketua : Rp2.200.000,00 (dua juta dua ratus ribu rupiah)
Wakil Ketua : Rp2.200.000,00 (dua juta dua ratus ribu rupiah)
7. Tunjangan Hari Tua:
Ketua : Rp5.405.000,00 (lima juta empat ratus lima ribu rupiah)
Wakil Ketua : Rp4.598.500,00 (empat juta lima ratus sembilan puluh delapan ribu lima ratus rupiah)
Dengan demikian, total gaji yang diterima seorang ketua KPK yakni Abraham Samad adalah Rp 70.225.000,00, sementara para wakilnya mendapat Rp 63.117.500,00.
sumber: detikNews : Mau Tahu Gaji Abraham Samad Cs? Ini Dia Daftarnya
Mudah2an nasib nya nanti ngak kayak pendahulunya, terlalu kejam politik di indonesia ini. Banyak cara di halalkan :-(
BalasHapus